Minggu, 29 Agustus 2010

STAIN Solo di Pojok Solo


Berdirinya STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Surakarta tidak terlepas dari gagasan Menteri Agama masa lalu, H. Munawwir Syadzali, MA untuk membuat Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Unggulan yang mampu menghasilkan lulusan (output) yang mumpuni (ulama plus). Menurutnya, membina lembaga pendidikan tinggi islam bukanlah sekadar memperbanyak jumlahnnya, tetapi lebih penting dari itu ialah meningkatkan mutu pendidikan.

Untuk memenuhi keinginan luhur itu, Munawwir merintis secara bertahap IAIN baru yang menampung alumni dari Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK), sebuah madrasah yang menekankan ilmu-ilmu keislaman dengan menggunakan pengantar bahasa Arab dan Inggris. Pendirian IAIN baru ini dimulai dengan cara mencangkokkan ke IAIN Walisongo Semarang melalui relokasi Fakultas Ushuluddin, Kudus dan Fakultas Syari?ah, Pekalongan ke Surakarta.

Pembukaan kedua fakultas itu secara resmi diawali dengan kuliah perdana Fakultas Syari\'ah dan Ushuluddin, Surakarta, pada tanggal 12 September 1992 di Balai Kota Surakarta langsung oleh H. Munawwir Syadzali sendiri. Pada kesempatan itu beliau menyatakan bahwa 14 IAIN di seluruh Indonesia berikut sejumlah fakultas yang berada di luar kampus induknya belum memenuhi kualitas yang diharapkan. Para dosen IAIN banyak yang tidak menguasai Bahasa Arab. Padahal Bahasa Arab sebagai alat untuk mendalami sumber ilmu - ilmu keislaman. Kekurangan serupa, juga terjadi pada kemampuan berbahasa Inggris, sebagai bahasa komunikasi internasional.

Lahirnya IAIN unggulan ini, diakui merupakan garis kontinum dari cita - cita Munawwir setelah beliau sukses mendirikan Madrasah Aliyah Program khusus (MAPK) pada tahun 1987 dengan mengambil tempat, di Padang Panjang; Sumatra Barat; Ciamis; Jawa Barat; Daerah Istimewa Yogyakarta; Ujung Pandang; Sulawesi Selatan; dan Jember; Jawa Timur. Beberapa tahun kemudian jumlahnya bertambah lima lagi, yaitu Banda Aceh, Lampung, Solo, Banjarmasin, dan Mataram. Para alumni dari pilot project MAPK ini adalah bibit - bibit unggul yang harus segera ditampung pada pendidikan tingkat tinggi. Sebab, jika mereka meneruskan ke IAIN yang sudah ada dikhawatirkan mereka akan mengalami kemunduran, karena harus menyesuaikan diri dengan mahasiswa lain lulusan SLTA umum dan MAN yang tidak disiapkan secara khusus, kecuali lulusan SLTA yang dikelola oleh pesantren - pesantren yang qualified. Dari sinilah akhirnya lahir gagasan perlunya disiapkan IAIN unggulan yang dapat menampung mereka. Haha…ini Solo Bung!

Alasan mengapa IAIN unggulan ini mengambil lokasi di Surakarta, paling tidak didasarkan pada dua pertimbangan, yaitu :
1.    Aspek Historis
    Secara historis, Surakarta adalah pusat kebudayaan Jawa Islam. Sebagai pusat kebudayaan Islam, maka sangatlah penting bagi IAIN untuk mewarisi nilai-nilai luhur agar terus dapat dikembangkan dan mengikatkan diri pada akar-akar historis kerajaan Islam Mataram tempo dulu
2.    Aspek Geografis
    Secara geografis kota Surakarta berada di segitiga emas, yaitu arah selatan menuju Yogyakarta, arah utara menuju Semarang (Jawa Tengah) dan arah timur menuju Surabaya (Jawa Timur). Posisi ini sangat kondusif dan menguntungkan bagi mobilitas intelektual dan proses pembelajaran. Bahkan mulai tahun 1990 telah dibuka bandara Internasional Adisumarmo di wilayah Surakarta ini.

Dalam perkembangannya, dua fakultas IAIN Unggulan di Surakarta ini dapat berkembang pesat karena selain kedua faktor tersebut, juga karena mahasiswa baru memiliki kualitas unggul (lulusan MAPK di seluruh Indonesia). Namun pada tahun 1997, tepatnya tanggal 1 Juli 1997 seluruh fakultas IAIN yang berada di luar kampus induknya diubah statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) termasuk dua fakultas IAIN Unggulan di Surakarta, sehingga keduanya digabungkan menjadi satu dengan nama STAIN SURAKARTA. Perlu diketahui, meskipun lokasi kampus ini terletak di pojok Solo, yakni di wilayah administratif Kartasura, namun sekolah tinggi ini menggunakan label kota Solo atau Surakarta. Haha…ini Solo Bung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar